DISKUSI : Pengertian, Jenis, Prinsip, Kelemahan, Kelebihan, Tujuan Diskusi
Pengertian Diskusi
Kata diskusi berasal dari kata latin "discutio" atau "discucum" yang artinya sama dengan bertukar pikiran (Wiyanto, 1992:104).
Diskusi adalah percakapan ilmiah yang berisikan pertukaran pendapat, memecahkan ide-ide, dan pengujian pendapat yang dilakukan oleh orang yang tergabung dalam kelompok untuk mencari kebenaran (Mansyur, 1981:97).
Diskusi pada dasarnya suatu bentuk tukar pikiran yang teratur dan terarah, baik dalam kelompok kecil maupun kelompok besar, dengan tujuan untuk mendapatkan suatu pengertian, kesepakatan, dan keputusan bersama mengenai suatu masalah.
Jadi, bertukar pikiran baru dapat dikatakan berdiskusi apabila:
- ada masalah yang dibicarakan,
- ada seseorang sebagai anggota diskusi,
- ada peserta sebagai anggota diskusi,
- setiap anggota mengemukakan pendapatnya dengan teratur, dan
- kalau ada simpulan atau keputusan harus disetujui oleh semua anggota
(Saddhono & Slamet, 2014:71).
Pendapat yang lain dikemukakan oleh Usman (2005:94) dan Suwarna (2006:79).
Usman berpendapat bahwa diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang
melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan
berbagai pengalaman dan informasi, pengambilan kesimpulan/pemecahan masalah.
Suwarna berpendapat bahwa diskusi kelompok adalah suatu proses percakapan yang
teratur, yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang
bebas dan terbuka, dengan tujuan berbagi informasi/pengalaman, mengambil
keputusan atau memecahkan suatu masalah.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan diskusi adalah suatu proses yang melibatkan percakapan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang teratur untuk bertukar pikiran, membahas dan memecahkan suatu topik atau masalah, serta menyimpulkannya dengan benar.
Kesimpulan yang ada dapat diartikan bahwa diskusi sangat erat kaitannya dengan
sebuah percakapan atau pembicaraan. Akan tetapi, tidak semua percakapan atau
pembicaraan merupakan sebuah diskusi. Perlu dikaji terlebih dahulu mengenai
maksud dan tujuan percakapan tersebut, bahkan ada pula prinsip-prinsip diskusi
yang harus diperhatikan.
Maksud dan Tujuan Diskusi
Suatu diskusi kelompok belajar merupakan salah satu metode pembelajaran di
dalam kelas. Suatu kelompok tersebut tersusun dari berbagai keterampilan
siswa, jenis kelamin, dan suku. Perbedaan tersebut bermanfaat untuk melatih
siswa menerima perbedaan pendapat dan bekerja dengan teman yang berbeda latar
belakangnya. Beberapa siswa mungkin belum mampu memahami cara menghargai
gagasan orang lain. Hal ini telihat sewaktu mereka bekerja dalam kelompok
(Karuru,2003:793).
Adapun maksud diskusi secara garis besar menurut Samidjo &
Mardiani(1985:85) sebagai berikut:
- Memudahkan penerimaan (learning) bahan pelajaran baik dari hasil kuliah maupun rangkuman buku dan meningkatkan kemampuan berpikir serta memecahan problem.
- Memungkinkan tiap anggota kelompok belajar yang memiliki pengalaman masing-masing, dapat menyumbangkan dan mengutarakan pengetahuan dan pengalamannya dalam forum diskusi, sehingga bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan para anggota kelompok.
Tujuan diskusi menurut Samidjo & Mardiani (1985:85) sebagai
berikut:
- Tiap anggota dapat melaksanakan tukar informasi yang menyangkut pengetahuan dan pengalaman belajar, sehingga dapat menciptakan implikasi baru dalam kelompok.
- Setiap anggota kelompok dapat memetik keuntungan dari hasil diskusi kelompok yang tidak mungkin didapat dari membaca buku atau hasil mendengarkan kuliah. Dalam diskusi tersebut tiap anggota belajar dari anggota lainnya, umpamanya soal teknik berpikir, cara konsentrasi belajar, dan lain-lain.
- Suatu ide atau gagasan yang baik dan positif yang hanya dimiliki oleh seseorang dapat diutarakan dalam kelompok belajar (diksusi), sehingga gagasan yang baik itu dapat dimiliki oleh kelompok.
Pendapat lain mengenai tujuan diskusi dinyatakan oleh Roestiyah
(1991:6-7) sebagai berikut.
- Dengan diskusi siswa didorong menggunakan pengetahuan dan pengalamannya untuk memecahkan masalah, tanpa harus tergantung pada pendapat orang lain. Mungkin ada perbedaan segi pandangan, sehingga memberikan jawaban yang berbeda. Hal itu tidak menjadi soal, asal pendapat itu logis dan mendekati kebenaran. Jadi siswa dilatih berpikir dan memecahkan masalah sendiri.
- Siswa mampu menyatakan pendapatnya secara lisan karena hal itu perlu untuk melatih kehidupan yang demokratis. Dengan demikian, siswa melatih diri untuk menyatakan pendapat secara lisan tentang sesuatu hal.
- Diskusi memberikan kemungkinan kepada siswa untuk belajar berpartisipasi dalam pembicaraan untuk memecahkan suatu masalah bersama.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat dirumuskan bahwa maksud dari kegiatan
diskusi adalah memudahkan dalam proses penerimaan hasil belajar supaya
kemampuan berpikir siswa meningkat. Kegiatan diskusi bertujuan agar siswa
mampu menyatakan pendapatnya secara lisan untuk memecahkan suatu masalah
secara bersama.
Jenis-Jenis Diskusi
Sardiman (2001:152) menyebutkan jenis-jenis diskusi antara lain
- diskusi kuliah,
- diskusi kelas,
- diskusi kelompok kecil,
- simposium,
- loka karya,
- seminar,
- diskusi panel, dan
- sumbang saran (brainstorming).
Dalam proses belajar mengajar di dalam kelas, diskusi yang paling sering
digunakan adalah diskusi kelompok kecil. Diskusi kelompok kecil adalah sebuah
rangkaian kegiatan pembelajaran kelompok kecil yang terdiri dari 3-7 siswa
didalamnya dan setiap kelompok yang telah ditentukan mendapat tanggung jawab
untuk mendiskusikan suatu tema/ masalah/ judul pembelajaran yang telah
ditetapkan oleh guru. Kemudian, mereka akan membuat kesimpulan atau catatan
kecil yang berisikan tuangan pikiran atau pendapat dari kelompok tersebut yang
dikumpulkan kepada guru dalam bentuk makalah atau laporan hasil diskusi.
Diskusi berdasarkan situasinya juga bisa dapat dibedakan menjadi jenis diskusi
informal dan jenis diskusi formal.
Diskusi Informal
Diskusi ini terdiri dari peserta didik yang jumlahnya sedikit dan
peraturan-peraturannya agak longgar. Dalam diskusi informal ini hanya seorang
yang menjadi pimpinan, tidak ada pembantu-pembantu, sedangkan yang lain-lainya
hanya sebagai anggota diskusi.
Diskusi Formal
Diskusi ini berlangsung dalam suatu diskusi yang serba diatur dari pimpinan
sampai dengan anggota kelompok. Diskusi dipimpin oleh seorang guru atau
seorang siswa yang dianggap cakap. Oleh karena semua telah diatur, maka
anggota diskusi tidak dapat begitu saja berbicara (berbicara spontan). Semua
harus diatur melalui aturan yang dipegang oleh pimpinan diskusi, diantaranya
ialah:
- adanya partisipasi siswa yang terarah terhadap siswa tersebut,
- siswa harus berpikir secara kritis, tidak sembarang bicara, dan
- siswa meningkatkan keberanian.
Prinsip-Prinsip Diskusi Kelompok Kecil
Hasibuan dalam Suwarna (2006:81-82) mengemukakan ada dua prinsip yang
digunakan dalam membimbing diskusi kelompok kecil yaitu sebagai berikut.
Diskusi hendaknya berlangsung dalam "iklim terbuka"
Hal ini ditandai dengan adanya keantusiasan berpartisipasi, kehangatan
hubungan antar pribadi, kesediaan menerima, dan mengenal lebih jauh topik
diskusi, serta kesediaan menghargai pendapat orang lain. Dengan demikian,semua
anggota kelompok mempunyai keinginan untuk dikenal dan dihargai dapat merasa
aman dan bebas dalam mengemukakan pendapat.
Perlu perencanaan dan persiapan yang matang
Perencanaan dan persiapan tersebut adalah sebagai berikut:
- Topik yang dipilih hendaknya sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, minat, dan kemampuan siswa.
- Masalah hendaknya mengandung jawaban yang kompleks, bukan jawaban tunggal.
- Adanya informasi pendahuluan yang berhubungan dengan topik tersebut agar para siswa memiliki latar belakang pengetahuan yang sama.
- Guru harus benar-benar siap dengan sumber informasi sebagai motivator, sehingga mampu memberikan penjelasan dan mengerjakan pertanyaan-pertanyaan yang dapat memotivasi siswa.
Dalam berdiskusi tidak semua persoalan patut didiskusikan. Persoalan-persoalan
yang patut didiskusikan hendaknya menarik perhatian siswa, sesuai dengan
tingkat perkembangan siswa, memiliki lebih dari satu kemungkinan pemecahan
atau jawaban (bukan kebenaran tunggal), dan pada umumnya tidak mencari mana
jawaban yang benar, tetapi menggunakan pertimbangan dan perbandingan.
Kelemahan Diskusi
Kelemahan dalam kegiatan diskusi siswa sebagai berikut:
- sering terjadi pembicaraan dalam diskusi yang dikuasai oleh dua atau tiga orang siswayang memiliki keterampilan berbicara lebih tinggi,
- pembahasan dalam diskusi sering meluas, sehingga kesimpulan menjadi kabur,
- memerlukan waktu yang cukup panjang, yang biasanya tidak sesuai dengan waktu yang telah direncanakan,
- dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang tidak terkontrol. Akibatnya, bisa saja ada pihak yang merasa tersinggung, sehingga dapat mengganggu iklim pembelajaran.
Kelebihan Diskusi
Disamping memiliki kelemahan, kegiatan diskusi siswa juga memiliki kelebihan
antara lain:
- mempertinggi peran serta secara perorangan,
- mempertinggi peran serta kelas secara keseluruhan, dan
- memupuk sikap saling menghargai pendapat orang lain.
Kemampuan Berdiskusi
Dalam suatu kelompok diskusi, setiap peserta diskusi memiliki keterampilan berbicara yang berbeda. Keterampilan berbicara peserta diskusi tercermin pada kemampuannya dalam berdiskusi. Untuk melihat apakah seseorang itu mampu atau tidak dalam berdiskusi, maka ada beberapa kemampuan yang harus dimiliki menurut Materka (1991:60) sebagai berikut:
Kemampuan memberikan tanggapan
Adapun yang dimaksud dengan kemampuan memberikan tanggapan disini adalah kemampuan memberikan pertanyaan, kemampuan memberikan jawaban, dan kemampuan memberikan pendapat atau saran. Kemudian, untuk melihat apakah seseorang itu mampu atau tidak dalam memberikan tanggapan, maka diukur melalui beberapa indikator, yaitu mudah dimengerti, merangsang/menarik, relevan (sesuai dengan pembahasan), menggunakan bahasa yang jelas(baik dan benar), dan mempunyai nilai ilmiah.
Kemampuan memberikan pertanyaan
- Pertanyaan mudah dimengerti, Setiap pertanyaan yang disampaikan mudah untuk dipahami atau dimengerti, sehingga peserta diskusi mudah pula untuk mencernanya, serta tidak perlu mengulang-ulang pertanyaan tersebut.
- Pertanyaan merangsang/menarik, Setiap pertanyaan yang disampaikan dapat menggugah semangat para peserta untuk mengomentari pertanyaan tersebut.
- Pertanyaan relevan (sesuai dengan pembahasan), Pertanyaan yang disampaikan tidak keluar atau menyimpang dari pokok pembahasan, dan berfokus dari konteks permasalahan yang dibahas.
- Pertanyaan menggunakan bahasa yang jelas, Pertanyaan harus menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, tidak menggunakan bahasa daerah, apalagi bahasa yang tidak dimengerti oleh para peserta diskusi.
- Pertanyaan bernilai ilmiah, Pertanyaan yang disampaikan ada rujukan atau sumber pengambilannya, sehingga ada kejelasan mengenai argumentasi yang disampaikan.
Kemampuan memberikan jawaban
- Jawaban mudah dimengerti, Setiap jawaban yang diberikan mudah untuk disimak, sehingga seluruh peserta mudah pula untuk mencernanya serta tidak perlu mengulang isi pertanyaan.
- Jawaban merangsang/menarik, Setiap jawaban yang disampaikan mendapat perhatian secara serius oleh para peserta dan dapat menggugah semangat para peserta untuk meminta informasi lebih lanjut.
- Jawaban relevan (sesuai dengan pembahasan), Setiap jawaban yang diberikan sesuai dengan pertanyaan yang disampaikan serta tidak lepas dari sasaran yang dikehendaki.
- Jawaban menggunakan bahasa yang jelas, Setiap jawaban yang diberikan/disampaikan, hendaknya menggunakan bahasa Indonesia dan tidak menggunakan bahasa daerah, apalagi menggunakan bahasa yang tidak dimengerti oleh para peserta diskusi.
- Jawaban bernilai ilmiah, Setiap jawaban yang disampaikan harus berdasarkan fakta-fakta yang jelas, seperti buku, kitab, majalah, surat kabar, dan sebagainya.
Kemampuan memberikan pendapat atau saran
- Pendapat atau saran mudah dimengerti, Pendapat atau saran yang diberikan mudah untuk dipahami dan dimengerti sehingga disamping mudah untuk dicerna mudah pula untuk ditanggapi.
- Pendapat atau saran merangsang/menarik, Setiap pendapat atau saran yang disampaikan dapat membuat peserta betul-betul memperhatikan apa yang disampaikan, ditambah gaya dan bahasa yang memukau.
- Pendapat atau saran relevan (sesuai dengan pembahasan), Setiap pendapat atau saran yang disampaikan harus sesuai dengan pembahasan atau permasalahan yang sedang dibahas, tidak melenceng dari sasaran yang dikehendaki.
- Pendapat atau saran menggunakan bahasa yang jelas, Pendapat atau saran yang disampaikan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, serta tidak menggunakan bahasa lain yang tidak dimengerti oleh peserta.
- Pendapat atau saran bernilai ilmiah, Pendapat atau saran yang disampaikan tidak asal-asalan saja, melainkan berdasarkan konsep-konsep yang telah diambil dari beberapa literatur atau pendapat para ahli.
Kemampuan beraktifitas
- Aktivitas memberikan pertanyaan, Aktivitas seorang siswa dalam hal sering atau tidak dalam memberikan pertanyaan pada saat proses diskusi berlangsung. Keaktifannya dalam memberikan pertayaan akan memberikan pengaruh terhadap suasana diskusi tersebut.
- Aktivitas memberikan jawaban, Aktivitas seorang siswa dalam hal sering atau tidak dalam memberikan jawaban pada saat proses diskusi berlangsung. Hal inibisa terlihat manakala posisinya sebagai pemakalah/ penyaji.
- Aktivitas memberikan pendapat atau saran, Aktivitas seorang siswa dalam hal sering atau tidak dalam memberikan pendapat atau saran pada saat proses diskusi berlansung. Keaktifannya dalam memberikan saran tersebut karena ia memiliki pengetahuan tentang sesuatu yang menjadi pokok pembicaraan.