Ginjal : Anatomi, Bagian - Bagian, Fungsi Ginjal
Anatomi Ginjal
Ginjal merupakan organ ekskresi terpenting. Ginjal rentan terhadap efek toksik obat-obatan dan bahan-bahan kimia karena ginjal menerima 25 persen dari curah jantung, sehingga sering dan mudah kontak dengan zat kimia dalam jumlah besar (Price dan Wilson, 1994).
Ginjal adalah organ berbentuk seperti kacang yang terletak di kedua sisi kolumna vertebralis. Ginjal kanan sedikit lebih rendah dibandingkan ginjal kiri karena tertekan kebawah oleh hati. Kutub atasnya terletak setinggi iga keduabelas, sedangkan kutub atas ginjal kiri terletak setinggi iga kesebelas.
Ginjal merupakan organ ekskresi terpenting dalam mempertahankan integritas cairan ekstraseluler yang berada dalam keseimbangan dinamis dengan kompartemen intraseluler. Komposisi cairan intraseluler senantiasa pula berubah dan dipengaruhi oleh variabilitas berbagai zat yang sehari-hari masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan sebagainya. Untuk mempertahankan keadaan ekstraseluler dan intraseluler ini agar relatif konstan, ginjal melakukan pengaturan volume, komposisi, dan tonisitas cairan tubuh tadi berikut dengan unsur-unsur padat yang larut di dalamnya (Price dan Wilson, 1994).
Ginjal rentan terhadap efek toksik obat-obatan dan bahan-bahan kimia karena:
- Ginjal menerima 25 persen dari curah jantung, sehingga sering dan mudah kontak dengan zat kimia dalam jumlah besar.
- Interstitium yang hiperosmotik memungkinkan zat kimia dikonsentrasikan pada daerah yang relatif hipovaskuler.
- Ginjal merupakan jalur ekskresi obligatorik untuk kebanyakan obat sehingga insufisiensi ginjal mengakibatkan penimbunan obat dan peningkatan konsentrasi dalam cairan tubulus (Price dan Wilson, 1994).
Bagian - Bagian Ginjal
Struktur mikroskopik ginjal terdiri dari korteks dan medula. Korteks ginjal terdiri dari pars konvulata dan pars radiata. Pars konvulata/kontorta tersusun dari korpuskuli ginjal dan tubuli yang membentuk labirin kortikal.
Sedangkan pars radiata tersusun dari bagian-bagian lurus (segmen lurus tubulus proksimal dan segmen lurus tubulus distal) dari nefron dan duktus koligens. Medula ginjal hanya mengandung tubuli bagian lurus dan segmen-segmen tipis nefron (Ansa Henle) (di Fiore, 1986).
Nefron adalah unit fungsional ginjal. Dalam setiap ginjal terdapat sekitar satu juta nefron yang pada dasarnya mempunyai struktur dan fungsi yang sama. Setiap nefron terdiri dari kapsula Bowman, yang mengitari rumbai kapiler glomerulus, tubulus kontortus proksimal, lengkung Henle, dan tubulus kontortus distal (Price dan Wilson, 1994).
Fungsi dari nefron adalah reabsorbsi dari semua molekul organik dari filtrat dan reabsorbsi lebih dari 90% air dari filtrat. Selain itu, nefron berfungsi untuk ekskresi bahan-bahan yang tidak berguna yang tertinggal pada proses filtrasi melalui aliran tubulus (Frederic dan Bartholomew, 1999).
Glomerulus tersusun oleh suatu anyaman kapiler yang dilapisi oleh sel-sel endotel. Glomerulus merupakan daerah sentral sel-sel mesangial dan lapisan-lapisan dari kapsula Bowman dengan membran dasar yang bersangkutan (Price dan Wilson, 1994).
Tubulus proksimal ginjal berperan dalam mekanisme absorbsi dan ekskresi. Sebelum obat dan metabolismenya diekskresikan melalui urine, terlebih dahulu akan dikonsentrasikan dalam sel tubulus proksimal ginjal.
Oleh karena terjadi absorbsi dan ekskresi aktif tubulus proksimal, maka kadar toksik pada tubulus proksimal meningkat. Maka tempat ini sering disebut sasaran efek toksik (Price dan Wilson, 1994). Kira-kira 65 persen dari semua reabsorbsi dan sekresi yang terjadi dalam sistem tubulus terjadi dalam tubulus proksimal. Sel-sel tubulus proksimal mempunyai tanda-tanda sel yang bermetabolisme tinggi, mempunyai banyak mitokondria untuk menyokong proses transpor aktif yang sangat cepat dan cukup tepat (Guyton dan Hall, 1997).
Korpuskulus ginjal terdiri dari kapsula Bowman dan rumbai kapiler glomerulus. Kapsula Bowman dilapisi oleh sel-sel epitel. Sel-sel epitel parietal berbentuk gepeng dan membentuk bagian terluar dari kapsula sedangkan sel-sel epitel viseral jauh lebih besar dan membentuk bagian dalam kapsula dan melapisi bagian luar dari rumbai kapiler. Membrana basalis membentuk lapisan tengah dinding kapiler, terjepit di antara sel-sel endotel membentuk bagian terdalam dari rumbai kapiler. Tidak seperti selsel epitel, sel endotel berkontak kontinu dengan membrana basalis. Sel-sel endotel, membrana basalis, dan sel-sel viseral merupakan tiga lapisan yang membentuk membrana filtrasi glomerulus. Sel-sel mesangial adalah sel-sel endotel yang membentuk suatu jaringan kontinu antara lengkung-lengkung kapiler glomerulus dan diduga juga berfungsi sebagai jaringan penyokong. Sel-sel mesangial ini bukan merupakan bagian dari membrana filtrasi (Price dan Wilson, 1994).
Aparatus jukstaglomerulus merupakan kumpulan sel-sel khusus (termasuk juga beberapa sel jaringan penyambung) di dekat katub vaskuler setiap glomerulus dan dianggap sebagai pengatur pengeluaran renin (Price dan Wilson, 1994).
Suplai darah bagi ginjal sangatlah ekstensif bila dibandingkan dengan besarnya ginjal itu sendiri. Dua arteri renal mengalirkan darah sebanyak seperempat dari keseluruhan darah yang beredar. Arteri renal masuk ke hilus ginjal dan terbagi menjadi beberapa cabang yang ukurannya relatif besar, yaitu arteri-arteri interlobar. Arteri ini menuju ke perifer di antara piramid-piramid yang hampir mendekati korteks, yang kemudian membelok dan melengkung seperti busur, yang karenanya diberi nama arteri-arteri arciform atau arcuate. Tiap-tiap arteri arcuate membuat beberapa percabangan arteri interlobar yang selanjutnya menjadi arteriol-arteriol aferen. Setiap arteriol kemudian bercabang dan menyusun suatu jaringan kapiler yang mengelilingi bagian lainnya dari nefron. Arteriol-arteriol yang meninggalkan glomerulus di dekat medula membuat cabang-cabang dan langsung menuju ke medula sebagai arteri rectae, di mana kemudian membentuk jaringan-jaringan kapiler di sekitar tubulus kolektivus dan lengkung Henle. Vena arcuate mengalirkan darah balik dari korteks dan medula melewati medula sebagai vena interlobar dan masuk ke vena renal (Frandson, 1992) yang kemudian bermuara ke dalam vena inferior (Gray, 1988).
Ginjal terdiri dari dua bagian, yaitu bagian dalam (medula), dan bagian luar (korteks).
a. Medula.
Substansia medularis terdiri dari piramid renalis yang jumlahnya antara 18-16 buah yang mempunyai basis sepanjang ginjal, sedangkan apeksnya mengahadap ke sinus renalis. Mengandung bagian tubulus yang lurus, ansa henle, vasa rekta dan diktus koligens terminal.
b.Korteks.
Substansia kortekalis berwarna coklat merah, konsistensi lunak dan bergranula. Substansia ini tepat dibawah tunika fibrosa, melengkung sapanjang basis piramid yang berdekatan dengan garis sinus renalis, dan bagian dalam diantara piramid dinamakan kolumna renalis. Mengandung glomerulus, tubulus proksimal dan distal yang berkelok-kelok dan duktus koligens. (Koeppen, 2013; Ganong, 2015).
Substansia kortekalis berwarna coklat merah, konsistensi lunak dan bergranula. Substansia ini tepat dibawah tunika fibrosa, melengkung sapanjang basis piramid yang berdekatan dengan garis sinus renalis, dan bagian dalam diantara piramid dinamakan kolumna renalis. Mengandung glomerulus, tubulus proksimal dan distal yang berkelok-kelok dan duktus koligens. (Koeppen, 2013; Ganong, 2015).
Ginjal mengolah plasma yang mengalir masuk ke dalamnya untuk menghasilkan urin yang kemudian mengalir ke sebuah rongga pengumpul sentral (pelvis renalis) yang terletak pada bagian dalam sisi medial di pusat kedua ginjal. Lalu urin disalurkan ke dalam ureter. (Guyton, 2013)
Fungsi Ginjal
1) Pembuangan Non-protein Nitrogen Compound (NPN)
Fungsi ekskresi NPN ini merupakan fungsi utama ginjal. NPN adalah sisa hasil metabolisme tubuh dari asam nukleat, asam amino, dan protein. Tiga zat hasil ekskresinya yaitu urea, kreatinin, dan asam urat.
2) Pengaturan Keseimbangan Air
Peran ginjal dalam menjaga keseimbangan air tubuh diregulasi oleh ADH (Anti-diuretik Hormon). ADH akan bereaksi pada perubahan osmolalitas dan volume cairan intravaskuler. Peningkatan osmolalitas plasma atau penurunan volume cairan intravaskuler menstimulasi sekresi ADH oleh hipotalamus posterior, selanjutnya ADH akan meningkatkan permeabilitas tubulus kontortus distalis dan duktus kolektivus, sehingga reabsorpsi meningkat dan urin menjadi lebih pekat. Pada keadaan haus, ADH akan disekresikan untuk meningkatkan reabsorpsi air.
Pada keadaan dehidrasi, tubulus ginjal akan memaksimalkan reabsorpsi air sehingga dihasilkan sedikit urin dan sangat pekat dengan osmolalitas mencapai 1200 mOsmol/L. Pada keadaan cairan berlebihan akan dihasilkan banyak urin dan encer dengan osmolalitas menurun sampai dengan 50 mOsmol/L.
3) Pengaturan Keseimbangan Elektrolit
Beberapa elektrolit yang diatur keseimbangannya antara lain natrium, kalium, klorida, fosfat, kalsium, dan magnesium.
4) Pengaturan Keseimbangan Asam Basa
Ginjal mengatur keseimbangan asam basa melalui pengaturan ion bikarbonat, dan pembuangan sisa metabolisme yang bersifat asam.
5) Fungsi Endokrin
Ginjal juga berfungsi sebagai organ endokrin. Ginjal mensintesis renin, eritropoietin, 1,25 dihydroxy vitamin D3, dan prostaglandin. (Koepeen, 2013; Verdiansyah, 2015)
Referensi:
TOUMI SHIDDIQI, 2008, PENGARUH MINYAK JINTAN HITAM....