Keanggotaan penuh Palestine di UNESCO
( wuryantoro.com / Reuters ) – Akhirnya UNESCO memberikan keanggotaan penuh ke Palestine pada hari Senin(31/10), sebuah langkah maju dalam menjalankan rencana palestine untuk mencapai pengakuan di hadapan dunia sebagai negara yang merdeka.
Palestina mendapat suara dua pertiga dari total anggota. Dari 173 negara yang memberikan suara, 107 suara mendukung, 14 menentang, abstain 52 dan 12 tidak hadir. Abstain tidak dihitung pada saat penghitungan akhir. Amerika Serikat, Kanada, Jerman dan Belanda menentang keanggotaan Palestina. Brazil, Rusia, Cina, India, Afrika Selatan dan Perancis memberikan dukungan. Britain and Italy abstained. Inggris dan Italia abstain.
Badan PBB yang mengurusi masalah Pendidikan, sains dan Kebudayaan (UNESCO) menjadi badan PBB pertama yang menyambut Palestina sebagai anggota penuh sejak Presiden Mahmoud Abbas mendaftarkan untuk mendapatkan keanggotaan penuh Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 23 September.
Disambut dengan suara tepuk tangan yang meriah di Majelis Umum UNESCO setelah pemungutan suara berakhir , yang menandai kemenangan simbolis bagi warga Palestina dalam hal diplomasi mereka dan hubungan dengan kekuatan asing.
"Kemenangan hari ini di UNESCO adalah awal dari sebuah jalan yang sulit, tapi akan mengarah pada kebebasan tanah kami dan orang-orang dari pendudukan," kata Menteri Luar Negeri Palestina Riad Malki seperti di tulis reuters(31/10). "Palestina memiliki hak untuk sebuah tempat di peta."
Israel menyebut sebagai sebuah "tragedi" voting dan membuat hubungan yang rusak antara UNESCO dan Amerika Serikat, sekutu Israel yang menyediakan sekitar 22 persen dari pendanaan organisasi, atau sejumlah $ 70 juta.
Legislasi menetapkan bahwa AS bisa memotong dana untuk setiap lembaga PBB yang menerima Palestina sebagai anggota. Gedung Putih mengatakan pemungutan suara itu "prematur" dan tidak akan membantu perdamaian dan Duta Besar AS untuk PBB mengatakan UNESCO akan menderita seperti dikutip reuters.
"Pemungutan suara hari ini untuk memberikan keanggotaan Palestina di UNESCO ada pengganti untuk negosiasi langsung, tetapi sangat merusak untuk UNESCO," kata Duta Besar AS untuk UNESCO Susan Rice kepada wartawan reuters.
"Saya percaya itu adalah tanggung jawab kita semua untuk memastikan bahwa UNESCO tidak terlalu menderita ... Kita perlu setiap anggota organisasi ini harus sepenuhnya terlibat," ungkap DIRJEN UNESCO Irina Bokova kepada reuters.